
"Mengenal Dunia dengan Membaca dan Menulis "
Menyalakan Cahaya Rumah Cahaya
Perpustakaan umum biasanya tutup hari minggu. Di Depok Timur minggu malah menjadi hari teramai kunjungan Perpustakaan Rumah Cahaya. Kebiasaan yang perlu dibudayakan.
Minggu (21/09/05) pukul 09.00, rumah mungil bercat hijau itu terlihat ramai. Satu unit tenda menarik perhatian pengguna jalan keadilan raya. Ada pestakah di bangunan yang dikenal sebagai Rumah Cahaya FLP itu? Benar. Memang ada pesta di Perpustakaan umum, sekretariat FLP dan tempat kumpul FLP Cabang Depok itu. Pesta para pencinta buku dan penulis muda. Pesta itu bertajuk Open House Rumah Cahaya Depok.
Para tamu kebanyakan dari kalangan pelajar dan penduduk sekitar yang berjumlah 80 Orang. Mereka duduk berjejer rapi di teras perpustakaan hasil kerja sama Dompet Dhuafa Republika dan FLP itu. Beberapa orang terlihat sibuk melihat buku toko Lingkar Pena di samping teras. Tak sedikit merogoh saku untuk membeli buku. Maklum saat itu panitia memberikan diskon besar sampai 80%
Setengah jam kemudian acara pembukaan dimulai. M Irfan Hidayatullah selaku ketua umum FLP sejak Pebruari 2005 lalu memberikan kata sambutannya. Belum banyak yang tahu dengan sosok Dosen sastra Unpad ini. Ketua RT 02 ikut memberikan sambutannya. Beliau turut gembira, ada pihak yang masih peduli dengan kebiasaan tulis baca di jaman yang cenderung materialistis dan hedonis. Pak RT menghimbau pengurus Rumah Cahaya agar lebih mensosialisasikan kegiatan Rumah Cahaya untuk warga sekitar. Tamu dan undangan lalu dihibur oleh penyair berpakaian hitam-hitam dengan logo FLP Bandung di punggungnya. Hendra Veejay alias Hendra Purnamajuang.
Asma Nadia selanjutnya mengambil alih acara. Saatnya untuk Peluncuran buku karya anggota FLP. Penulis-penulis FLP muncul membawa buku karyanya. Laura Khalida (Double T, Gema Insani Press), Leyla Imtichanah (Daffa Loves Inka, Beranda Hikmah), Faiz (Aku Ini Puisi Cinta, DAR! Mizan). Tak ketinggalan penulis senior sekaligus pembina FLP Cabang Depok, Pipiet Senja membawa karya teman-teman FLP yang diterbitkan oleh Gema Insani Press. Dua buah kumpulan cerpen berjudul Ketika Cinta Menemukanmu dan Jendela Cinta.
Asma Nadia yang juga merupakan salah satu pendiri FLP sekaligus CEO Lingkar Pena Publishing, membuka bincang-bincang tersebut dengan permainan menarik. Tiga pelajar SMP maju tanpa malu untuk dikerjai Asma. Ketiganya diminta menyebutkan sebanyak-banyaknya buku yang ditulis oleh anggota FLP. Ulya Amalia, pelajar SMPN 3 Depok berhasil menyebutkan judul buku terbanyak dan berhak mendapat satu buku dari sponsor.
Abdurahman Faiz yang datang bersama Ayah Bundanya membacakan satu puisi dari buku kumpulan puisi terbarunya. Buku sahabatku. Saat ditanya apa resep Faiz bisa menulis seperti itu. Faiz sempat bingung. Ia cuma mengatakan sering bermain scrable dengan Ayah Bundanya untuk menambah kekayaan kosakata bahasanya.
Acara semakin seru ketika Boim Lebon dan Zaenal Radar T bergabung. Boim melemparkan banyolan-banyolan khasnya tanpa malu dan malu-maluin. Tentang pengalaman SMAnya yang suka mengedipkan mata pada seluruh cewek yang lewat di depan kelasnya. Usahanya cukup berhasil ketika ada cewek yang mendekatinya dan berkata “kamu kok ngedipin mata terus. Cacingan ya? Nih saya kasih obat cacing buat kamu.”
Boim juga dengan PDnya mempromosikan kumcer lucunya Don’t Worry Be Happy (Lingkar Pena Publishing). Kumpulan cerpen I Love You Somad juga tak henti disebut. Boim juga menjadi salah satu penulis kumcer yang seluruh dananya diberikan untuk milad FLP tersebut.
Para penulis menceritakan proses kreatif mereka yang biasa tapi bisa menghasilkan karya luar biasa. Laura Khalida menceritakan pengalamannya meramu tema kristenisasi dan perdagangan perempuan agar remaja terbuka wawasannya. Leyla mengisahkan proses penulisan buku remajanya hingga bisa menerbitkan buku sekaligus lima. Zaenal Radar T berbagi pengalaman usahanya mengolah tema-tema keseharian dengan manis. Tak heran bila karyanya selalu menghias berbagai majalah nasional.
Saat di luar berlangsung acara bedah buku. Di dalam Rumah Cahaya berlangsung pembuatan Origami dan Mendongeng oleh Nanik Susanti, Tuntas dan Dana Anggara. Beberapa anggota FLP Depok ikut membantu anak-anak melipat-lipat kertas. Suara mereka agak tenggelam oleh kerasnya sound system acara di luar. Tapi itu tidak menghalangi anak-anak untuk membuat origami dan mendengarkan dongeng.
Eva Maria Salsabila (Caca) ikut meramaikan acara di luar dengan pembacaan cerpen. Caca membacakan salah satu bab bukunya tentang petualangan Anak laki-laki yang pemberani. Namanya Adam. Ia tak takut hantu. Malah ia mengoleksi hantu-hantu yang ditangkapnya. Salah satu hantunya bernama Mojiku. Bentuknya seperti mata besar yang mempunyai lidah panjang. Jalan ceritanya khas anak-anak. Penuh imajinasi dan fantasi. “Jika teman-teman mau kelanjutan cerita Adam, tunggu saja buku Caca diterbitkan ya!” pesannya.
Acara ditutup untuk sementara guna salat Dzuhur. Pukul 13.00 Acara akan dilanjutkan dengan Dramatic Reading, musikalisasi puisi dan dialog kepenulisan. Masih banyak doorprize buku-buku yang akan dibagikan pada para tamu dan undangan.
Laura Khalida yang mewakili Wisata Hati, salah satu sponsor Open House mengawali acara sesi dua. Acara berlangsung di dalam rumah cahaya. Bagian ruangan depan disekat dengan tirau hijau. Penonton seolah-olah sedang berhadapan dengan panggung. Di depan tirau yang tertutup Laura memperkenalkan Wisata Hati sebagai sebuah Training Organizer masalah zakat dan sedekah. Ustad Yusuf Mansur yang sedianya memberikanTausyiah berhalangan hadir. Laura terpaksa turun tangan bercerita tentang keutamaan zakat. Juga program-program pelatihan Wisata Hati. Salah satunya adalah Training How To Get Money in Seven Days. “Tidak berhasil uang kembali,” promosi Laura.
Lebih lanjut Laura mengungkapkan “Sedekah bisa mendatangkan rezeki, menghilangkan penyakit juga mendekatkan jodoh.” Hal ini pernah dibuktikan sendiri oleh Laura. “Seorang teman dan saya pernah ditantang ustad Yusuf Mansur untuk sedekah. Saya waktu itu tidak punya uang jadi saya cuma sedekah Rp 10.000, sedangkan teman saya itu berani ngeluarin Rp 100.000. Ustad meminta kami untuk menyedekahkan uang itu pada orang yang membutuhkan. Seminggu kemudian saya mendapat job menulis. Sedangkan teman saya itu pinangannya diterima oleh seorang akhwat. Intinya, dari pada kita nyogok manusia agar urusan kita dimudahkan, lebih baik kita nyogok Allah dengan sedekah.” Untuk mengetahui tentang wisata hati lebih banyak. Laura menyarankan peserta untuk membuka www.wisatahati.com
Penampilan Kapak Ibrahim menghibur peserta beberapa menit kemudian. Tirai terbuka. Empat Jajaka FLP Bandung mementaskan musikalisasi puisi. Suara Lian Kagura menghentak gendang telinga diiringi biola, gitar dan perkusi. Empat puisi meluncur satu-satu. Peserta bertepuk tangan untuk penampilan Kapak Ibrahim yang sudah jauh-jauh datang dari Bandung. Layar hijau ditutup kembali.
Tujuh aktivis rumcay sekaligus anggota FLP Depok menamakan dirinya Teater Cahaya bersiap-siap. Dramatic reading yang akan mereka bawakan memang agak beda. Tidak hanya sekedar permainan intonasi dan gaya bicara. Ada gerak, mimik dan kesesuaian kostum dengan karakter yang dibawakan. Dramatic Reading mengadaptasi cerpen emansipasi karya Putu Wijaya. Di bawah arahan Andi Biru Laut cerpen emansipasi menjadi lebih hidup.
Penampilan dibuka dengan aksi mengepel lantai oleh seorang petugas Cleaning Service (Tami). Gadis yang sehari-harinya bertugas di Rumah Cahaya ini membawa steorofoam bertuliskan Emansipasi Putu Wijaya. Mengisahkan Tokoh Masyarakat (Ratno Fadillah) yang diwawancarai oleh penyiar radio (Leyla Imtichanah) dan operator radio (Dhinny El Fazila) yang sekaligus berperan sebagai narator. Tokoh masyarakat berkoar-koar tentang laki-laki yang harus bisa memasak juga. Memasak bukan hanya tugas perempuan. Hasil wawancaranya didengar banyak orang. Termasuk supirnya (Denny Prabowo) yang punya istri cerewet dan sangat hobi memasak (Vivi). Akibat ucapannya di radio itu, sesampainya di rumah tokoh masyarakat dipersilakan istrinya (Ratna Chandra Sari) untuk memasak. Tokoh masyarakat marah-marah. “Kurang ajar! Itu kan wawancara di radio! Jangan disamakan! Ini rumah bukan radio!” teriaknya. Sang istri terdiam. Cepat mengerti persoalan. Perkataan dan kelakuan suaminya berbeda.
Acara terakhir kembali dialog tentang kepenulisan yang kali ini dipandu oleh M. Irfan Hidayatullah. Sakti Wibowo dan Fahri Asiza didaulat maju untuk melayani pertanyaan-pertanyaan peserta. Buku terbaru Fahri Asiza Namaku Hud! Sudah dicetak ulang oleh Zikrul Remaja dengan sampul yang lebih perkasa. Peserta yang bisa bertanya mendapat hadiah. Menjelang Asar, acara berakhir. Sebelum resmi ditutup ada sedikit pengarahan mengenai kegiatan dan keanggotaan FLP Depok oleh Koko Nata.
Penyelengaraan Open House Rumah Cahaya Depok ini tak lepas dari dukungan penerbit mitra FLP. Beberapa penerbit yang mendukung adalah Lingkar Pena Publishing House, DAR! Mizan, Beranda Hikmah, Gema Insani Press, Gramedia, Zikrul Hakim, Majalah Muslimah, Wisata Hati, juga Majalah Annida. Seluruh pengisi acara juga ikhlas berpartisipasi tanpa bayaran. Beberapa FLP Cabang seperti FLP Cabang Bandung dan FLP Cabang Jakarta juga turut meramaikan acara.
Open House menjadi semacam titik lompatan agar Rumah Cahaya lebih banyak menebarkan cahaya untuk sekitarnya. Tak berlebihan kiranya pengurus Rumah cahaya yang baru menyeru seluruh pihak untuk menyemarakkan kegiatan di rumah cahaya. Sehari-hari Rumah Cahaya memberikan layanan baca untuk umum dari hari Selasa –Minggu mulai pukul 10.00 sampai pukul 17.00. Setiap hari Minggu ada baca dongeng dan origami untuk anak-anak pukul 10.00-12.00. Selain itu setiap bulan ada kegiatan kepenulisan seperti peluncuran buku, bedah buku dan jumpa penulis.
Kekurangan memang terlihat di sana sini. Tapi itu tak menyurutkan langkah pengurus Rumah Cahaya Depok dan FLP Cabang Depok untuk menjadikan Rumah Cahaya benar-benar sebagai Rumah baCa dan Hasilkan karYa. Sudah menjadi tekad FLP untuk memberikan cahaya untuk sesama. Maka kita tunggu saja munculnya cahaya-cahaya lain dari wilayah dan cabang FLP di seluruh indonesia dan mancanegara. Biar bumi makin terang dengan kebaikan dan menjadi rahmat bagi sekitar. (Koko Nata, Ketua Dept. Prorgram Kegiatan)
Selain acara Open House kami juga mengadakan Lomba Penulisan Cerpen Pelajar se-Depok.
Juri:
Denny Prabowo (Penulis)
Nanik Susanti (Editor Lingkar Pena Publishing House)
Leyla Imtichanah (Penulis)
Pemenang:
Kategori A (9-12 Tahun)
Dikarenakan Jumlah Naskah yang masuk hanya 4, maka panitia memutuskan bahwa untuk kategori A tidak ada pemenang Tetapi untuk partisipasi mereka dalam mengikuti lomba ini maka panitia memberikan bingkisan berupa buku dari sponsor.
Kategori B (13-18 Tahun)
Juara 1: Ulya Amaliya (SLTPN 3 Depok)
Hadiah: Uang Rp. 400.000
Paket Buku dari Sponsor
Berlangganan Majalah Muslimah
Juara 2 & 3 tidak ada dikarenakan tidak ada yang memenuhi syarat.
Juara Harapan: Faradila (SLTPN 3 Depok)
Hadiah: Uang Rp. 100.000
Paket Buku dari Sponsor
Berlangganan Majalah Muslimah
Terima kasih kami ucapkan kepada :
Sponsor:
Dompet Dhuafa Republika
Lingkar Pena Publishing House
DAR! Mizan
Beranda Hikmah
Gema Insani Press
Gramedia
Zikrul Hakim
Majalah Muslimah
Majalah Annida
Syaamil
Donatur :
Toko Buku Sederhana
Mafaza
Nurul Fikri
Dwinu
Ani Lizzarni
Itizam
Denny Prabowo
Ust Yusuf Mansur Wisata Hati
Pipiet Senja
Tuntas Margi Hartini
Hamba Allah
Pengisi acara :
Pipiet Senja
Asma Nadia
Boim Lebon
Zaenal Radar T
Fahri Asiza
Sakti Wibowo
Andi Biru Laut
Laura Khalida
Nanik Susanti
Dana Anggara
Tuntas
Abdurahman Faiz
Eva Maria Salsabila (Caca)
Kapak Ibrahim (FLP Bandung)
Teater Cahaya
Koko Nata (moderator)
FLPers
Helvy Tiana Rosa & Tommy S
Asma Nadia
Biru Laut
M. Irfan Hidayatullah
Azimah Rahayu
Rahmadiyanti
Lusiana M Hevita
FLP DKI, dll
Panitia:
Denny Prabowo
Dhinny El Fazila
Utamy Pratiwi
Ratno Fadillah
Leyla Imtichanah
Pipit Fitriyani
Muniroh Noor Ali
Tuntas Margi Rahayu
Supriyati
Arifani
Mailinda Safitri
Ratna Chandra Sari
Nurhadiansyah
Anik Sayekti
Witri Anggraini
dll
0 komentar:
Posting Komentar